Senin, 11 April 2011
Peran serta Orangtua dalam Pembelajaran Anak di Usia Dini
Menjadi orangtua di jaman sekarang tidaklah mudah. Jika di bandingkan dengan jaman dulu, orangtua sekarang harus mengetahui lebih dalam karakter anak-anaknya. Meski jaman dulu orangtua juga harus tahu karakter setiap anak-anaknya, mereka tidak kesulitan dalam membangun karakter yang positif melalui kehidupan sehari-hari. Di jaman sekarang yang penuh dengan kemudahan melalui peran serta teknologi, karakter anak lebih mudah terbentuk/ terekayasa dengan sangat cepat. Tetapi sayang sekali, teknologi yang cepat saji tersebut kadangkala menjadikan anak kurang bisa mengembangkan karakter yang kuat, mandiri dan kreatif. Meski tidak sedikit anak-anak yang bisa berkreasi lebih jauh melalui teknologi yang canggih, tetap saja menurut saya peran serta teknologi tidak seharusnya mengendalikan karakter mereka. Oleh karena itu, peran orangtua sekarang ini sangatlah krusial. Walaupun sudah banyak sekali sekolah-sekolah formal yang menawarkan hasil yang sempurna melalui aturan-aturan yang ketat, peran orangtua tidak boleh ditinggalkan begitu saja.
Orangtua, sekarang ini, telah banyak berubah fungsi dari seseorang yang dekat dengan anaknya menjadi seseorang yang jauh dengan anaknya. Dengan kata lain, anak merasa bahwa mereka tidak memiliki orangtua meski mereka tinggal bersama. Kebanyakan orangtua hanya mengenal anaknya melalui sekolah yang sekarang telah menggantikan peran orangtua secara besar-besaran. Sekolah yang semakin membuat anak terasa tertekan melalui pengharapan-pengharapan yang kurang masuk akal, menjadikan mereka seperti robot. Lebih parahnya lagi anak-anak menjadi objek dari pembelajaran yang kurang mengenalkan mereka dengan nilai-nilai kehidupan yang real. Anak-anak hanya di pacu untuk menghasilkan produk/ hasil yang baik tanpa mengerahui bagaimana proses menuju ke arah hasil tersebut. Hal itulah yang menyebabkan orangtua tidak bisa memaksimalkan potensi yang dimilik oleh anak-anak mereka.
Bagaimanakah caranya?
Pertama-tama orangtua harus merubah cara pandang mereka terhadap anak. Mulailah jadikan anak-anak sebagai subjek bukan objek dari pembelajaran mereka sendiri yang kontekstual-pembelajaran yang menghubungkan dengan nilai-nilai dari kehidupan sehari-hari.
Kedua, orangtua harus memberikan perhatian yang lebih dan intense kepada anak-anak ketika memperkenalkan suatu sistem pembelajaran yang membuat mereka tidak merasa terpaksa untuk belajar. Kembalikan makna belajar sebagai sesuatu yang menjadi kebutuhan bukan sebagai kewajiban.
Ketiga, orangtua yang concern dengan pendidikan anaknya akan selalu bekerjasama dengan guru kelas/ mata pelajaran. Lewat kolaborasi antara guru dengan orangtua, hal-hal yang tidak terselesaikan/ tidak sesuai dengan harapan keduanya akan terpecahkan seiring dengan di padukannya dua pendapat dari kedua belah pihak. Dengan demikian tidak akan terjadi suatu kesalahpahaman maupun ketidakcocokan terhadap hasil yang di capai oleh anak, di karenakan keputusan di ambil bersama.
Keempat, orangtua harus bisa menjadi pengajar yang baik ketika mereka ada di rumah. Orangtua harus bisa menggantikan peran guru kelas dengan berorientasi kepada pendidikan yang pertama kali adalah pendidikan keluarga. Hal yang harus di tekankan adalah menjadikan rumah sebagai sekolah dan orangtua sebagai pengajar bagi anak-anaknya.
Kelima, orangtua harus sering berkomunikasi dengan anak-anaknya tentang kesulitan maupun masalah yang dihadapi selama di dalam maupun di luar pengawasan mereka. Komunikasi yang efektif antara orangtua dengan anak akan terjalin jika orangtua bisa memberikan rasa aman dan solusi ketika anaknya berkeluh kesah. Di lain pihak, komunikasi akan gagal total ketika orangtua lebih banyak berbicara daripada mendengarkan apa yang di sampaikan oleh anaknya. Dengan kata lain, orangtua lebih banyak menuntut hak mereka sebagai
orangtua/ orang yang di tuakan tanpa melaksanakan kewajiban sebagai seseorang yang di percaya dan di contoh oleh anak-anaknya.
Semoga saja dengan melaksanakan kelima cara di atas, peran serta orangtua dalam pembelajaran anak di usia dini dapat menghantarkan suatu pengaruh yang positif bagi kelangsungan hidup si buah hati. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar