Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura)
Temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Indonesia.
Temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Indonesia.
Tanaman temulawak dapat tumbuh hingga
setinggi 2 m, memiliki bunga berwarna kuning. Rimpang temulawak
digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional dan minuman penyegar.
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak
ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak
di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga
buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk
jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu
dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap
helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang.
Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna
kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan
obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam
dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain
di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah
1500 meter di atas permukaan laut.
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
Efek yang ditimbulkan
Efek analgesik
Yamazaki (1987, 1988a) melaporkan bahwa
ekstrak metanol temulawak yang diberikan secara oral pada tikus
percobaan, dinyatakan dapat menekan rasa sakit yang diakibatkan oleh
pemberian asam asetat. Selanjutnya, Yamazaki (1988b) dan Ozaki (1990)
membuktikan bahwa germakron adalah zat aktif dalam temulawak yang
berfungsi menekan rasa sakit tersebut.
Efek anthelmintik
Pemberian infus temulawak, temu hitam dan
kombinasi dari keduanya dalam urea molasses block dapat menurunkan
jumlah telur per gram tinja pada domba yang diinfeksi cacing Haemonchus
contortus (Bendryman dkk. 1996).
Efek antibakteri/antijamur
Dilaporkan bahwa ekstrak eter temulawak
secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan jamur Microsporum gypseum,
Microsporum canis, dan Trichophytol violaceum (Oehadian dkk. 1985).
Minyak atsiri Curcuma xanthorrhiza juga menghambat pertumbuhan jamur
Candida albicans, sementara kurkuminoid Curcuma xanthorrhiza mempunyai
daya hambat yang lemah (Oei 1986a).
Efek antidiabetik
Penelitian Yasni dkk. (1991) melaporkan
bahwa temulawak dapat memperbaiki gejala diabetes pada tikus, seperti :
growth retardation, hyperphagia, polydipsia, tingginya glukose dan
trigliserida dalam serum, dan mengurangi terbentuknya linoleat dari
arakhidonat dalam fosfolipid hati. Temulawak khusus-nya merubah jumlah
dan komposisi fecal bile acids.
Efek antihepatotoksik
Pemberian seduhan rimpang temulawak
sebesar 400, 800 mg/kg selama 6 hari serta 200, 400 dan 800 mg/kg pada
mencit selama 14 hari, mampu menurunkan aktivitas GPT-serum dosis
hepatotoksik parasetamol maupun mempersempit luas daerah nekrosis
parasetamol secara nyata. Daya antihepatotoksik tergantung pada besarnya
dosis maupun jangka waktu pemberiannya (Donatus dan Suzana 1987).
Efek antiinflamasi
Oei (1986b) melaporkan bahwa minyak
atsiri dari Curcuma xanthorrhiza secara in vitro memiliki daya
antiinflamasi yang lemah. Sementara Ozaki (1990) melaporkan bahwa efek
antiinflamasi tersebut disebabkan oleh adanya germakron. Selanjutnya,
Claeson dkk. (1993) berhasil mengisolasi tiga jenis senyawa non fenolik
diarylheptanoid dari ekstrak rimpang temulawak, yaitu :
trans-trans-1,7-difenil-1,3,-heptadien-4-on (alnuston);
trans1,7-difenil-1-hepten-5-ol, dan
trans,trans-1,7-difenil-1,3,-heptadien-5-ol. Ketiga senyawa tersebut
dinyatakan mempunyai efek antiinflamasi yang nyata terhadap tikus
percobaan.
Efek antioksidan
Jitoe dkk. (1992) mengukur efek
antioksidan dari sembilan jenis rimpang temu-temuan dengan metode
Thiosianat dan metode Thiobarbituric Acid (TBA) dalam sistem
air-alkohol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan
ekstrak temulawak ternyata lebih besar dibandingkan dengan aktivitas
tiga jenis kurkuminoid yang diperkirakan terdapat dalam temulawak. Jadi,
diduga ada zat lain selain ketiga kurkuminoid tersebut yang mempunyai
efek antioksidan. Selanjutnya, Masuda dkk. (1992) berhasil mengisolasi
analog kurkumin baru dari rimpang temulawak, yaitu:
1-(4-hidroksi-3,5-dimetoksifenil)-7-(4 hidroksi-3-metoksifenil)-(1E.
6E.)-1,6-heptadien-3,4-dion. Senyawa tersebut ternyata menun-jukkan efek
antioksidan melawan oto-oksidasi asam linoleat dalam sistem
air-alkohol.
Efek antitumor
Itokawa dkk.(1985) berhasil mengisolasi
empat senyawa sesquiterpenoid bisabolan dari rimpang temulawak, yaitu -kurkumen, ar-turmeron, -atlanton dan xanthorrizol. Sebagian
besar dari zat tersebut merupakan senyawa antitumor melawan sarcoma 180
ascites pada tikus percobaan. Efektivitas antitumor dari senyawa
tersebut adalah: (+++) untuk -kurkumen, (++) untuk ar-turmeron, dan
(++) untuk xanthorrizol. Sementara itu, Yasni (1993b) melaporkan bahwa
pemberian temulawak dapat mengaktifkan sel T dan sel B yang berfungsi
sebagai media dalam sistem kekebalan pada tikus percobaan.
Ahn dkk. (1995) melaporkan bahwa
ar-turmeron yang terkandung dalam temulawak dapat memperpanjang hidup
tikus yang terinfeksi dengan sel kanker S-180. Komponen tersebut
menunjukkan aktifitas sitotoksik yang sinergis dengan sesquifelandren
yang diisolasi dari tanaman yang sama sebesar 10 kali lipat terhadap sel
L1210. Disamping itu, kurkumin bersifat memperkuat obat-obat sitotoksik
lainnya seperti siklofosfamida, MeCCNU, aurapten, adriamisin, dan
vinkristin.
Efek penekan syaraf pusat
Penelitian Yamazaki dkk. (1987, 1988a)
menyatakan bahwa ekstrak rimpang temu lawak ternyata mempunyai efek
memperpanjang masa tidur yang diakibatkan oleh pento barbital.
Selanjutnya dibuktikan bahwa (R )-(-)-xantorizol adalah zat aktif yang
menyebab-kan efek tersebut dengan cara menghambat aktifitas sitokrom P
450. Selain xantorizol, ternyata germakron yang terkandung dalam ekstrak
temulawak juga mempunyai efek mem perpanjang masa tidur (Yamazaki
1988b). Pemberian germakron 200 mg/kg secara oral pada tikus percobaan
dinyatakan dapat menekan hiperaktifitas yang disebabkan oleh
metamfe-tamin (3 mg /kg i.p). Lebih lanjut dinyatakan bahwa pemberian
750 mg/kg germakron secara oral pada tikus percobaan tidak menunjukkan
adanya toksisitas letal (Yamazaki 1988b).
Efek diuretika
Penelitian Wahjoedi (1985) menyatakan
bahwa rebusan temulawak pada dosis ekuivalen 1x dan 10x dosis lazim
orang pada tikus putih mempunyai efek diuretik kurang lebih setengah
dari potensi HCT (Hidroklorotiazid) 1,6 mg/kg.
Efek hipolipidemik
Penggunaan temulawak sebagai minuman pada
ternak kelinci betina menunjukkan bahwa tidak terdapat lemak tubuh pada
karkas dan jaringan lemak di sekitar organ reproduksi (Soenaryo 1985).
Adapun penelitian Yasni dkk. (1993a) melaporkan bahwa temulawak
menurunkan konsentrasi triglise rida dan fosfolipid serum, kolesterol
hati, dan meningkatkan kolesterol HDL serum dan apolipoprotein A-1, pada
tikus yang diberi diet bebas koles-terol. Adapun pada tikus dengan diet
tinggi kolesterol, temulawak tidak menekan tingginya kolesterol serum
walaupun menurunkan kolesterol hati. Dalam penelitian tersebut
dilaporkan bahwa kurkuminoid yang berasal dari temulawak ternyata tidak
mempunyai efek yang nyata terhadap lemak serum dan lemak hati, maka
disimpulkan bahwa temulawak mengandung zat aktif selain kurkuminoid yang
dapat merubah metabolisme lemak dan lipoprotein. Selanjutnya Yasni dkk.
(1994) membuktikan bahwa -kurkumen adalah salah satu zat aktif yang
mempunyai efek menurunkan trigliserida pada tikus percobaan dengan cara
menekan sintesis asam lemak.
Sementara itu, Suksamrarn dkk. (1994)
melaporkan bahwa dua senyawa fenolik diarilheptanoid yang diisolasi dari
rimpang temulawak, yaitu :
5-hidroksi-7-(4-hidroksifenil)-1-fenil-(1E)-1-hepten dan 7-(3,
4-dihidroksifenil)-5-hidroksi-1-fenil-(1E)-1-hepten, secara nyata
menunjukkan efek hipolipidemik dengan cara menghambat sekresi
trigliserida hati pada tikus percobaan.
Uji coba kemanjuran temulawak dilakukan
oleh Santosa dkk. (1995). terhadap 33 orang pasien penderita hepatitis
khronis. Selama 12 minggu, setiap pasien menerima 3 kali sehari satu
kapsul yang mengandung kurkumin dan minyak menguap. Hasil pemantauan
menunjukkan bahwa data serologi (GOT, GPT, GGT, AP) dari 68-77% pasien
menunjukkan tendensi penurunan ke nilai normal dan bilirubin serum total
dari 48% pasien juga menurun. Keluhan nausea/vomitus yang diderita
pasien dilaporkan menghilang. Gejala pada saluran pencernakan dirasakan
hilang oleh 43% pasien sedangkan sisanya masih mera sakan gejala
tersebut, termasuk 70% pasien yang merasakan kehilangan nafsu makannya.
Efek hipotermik
Pemberian infus temulawak menunjukkan
penurunan suhu pada tubuh mencit perco baan (Pudji astuti 1988).
Penelitian Yamazaki dkk. (1987, 1988a) menunjukkan bahwa ekstrak metanol
rimpang temulawak mempunyai efek penurunan suhu pada rektal tikus
percobaan. Selanjutnya dibuktikan bahwa germakron diidentifikasi sebagai
zat aktif dalam rimpang temulawak yang menyebabkan efek hipotermik
tersebut (Yamazaki 1988b).
Efek insektisida
Pandji dkk. (1993) meneliti efek
insektisida empat jenis rimpang dari spesies Zingiberaceae yaitu:
Curcuma xanthorrhiza, C. zedoaria, Kaempferia galanga dan K. pandurata.
Tujuh belas komponen terbesar termasuk flavonoid, sesquiterpenoid, dan
derivat asam sinamat berhasil diisolasi dan didentifikasi menggunakan
NMR dan Mass spektra. Semua komponen diuji toksisitasnya terhadap larva
Spodoptera littoralis. Secara contact residue bioassay, nampak bahwa
xantorizol dan furanodienon merupakan senyawa sesquiterpenoid yang
paling aktif menunjukkan toksisitas melawan larva yang baru lahir,
tetapi efek toksisitas tersebut tidak nyata jika diberikan bersama
makanan. Selanjutnya dilaporkan bahwa ekstrak Curcuma xanthorrhiza
mempunyai efek larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III
(Wibowo dkk. 1995).
Efek lain-lain
Hasil wawancara dengan 100 orang
responden wanita petani menunjukkan bahwa penggunaan temulawak dapat
memperbaiki kerja sistem hormonal yang mengontrol metabolisme khususnya
karbo hidrat dan asam susu, memperbaiki fisiologi organ tubuh, dan
meningkatkan kesuburan (Soenaryo 1985).
Komponen yang terkandung dalam temulawak
dinyatakan mempunyai sifat koleretik (Oei 1986a; Siegers et al 1997).
Temulawak dilaporkan mempunyai efek mengurangi pengeluaran tinja pada
tikus percobaan (Wahyoedi 1980). Ekstrak temulawak tidak menunjukkan
efek toksik. Untuk mematikan Libistes reticulatus diperlukan ekstrak
Curcuma xanthorrhiza dengan dosis besar (Rahayu dkk. 1992).
Pemberian infus temulawak dinyatakan
dapat meningkatkan kontraksi uterus tikus putih (Damayanti dkk. 1995),
dapat meningkatkan tonus kontraksi otot polos trachea marmut (Damayanti
dkk. 1996), dapat meningkatkan frekuensi kontraksi jantung kura-kura
(Damayanti dkk. 1997), dan dapat meningkatkan absorbsi glukosa pada usus
halus tikus (Halimah dkk. 1997)
MANFAAT :
1. Sakit Limfa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.
3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.
6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.
10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan buang air besar/berak
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.
12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.
13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
14. Radang sendi, Rematik, Pegal linu
Bahan : 25 gr rimpang temulawak, 30 gr jahe merah
Cara membuat : Rebus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
Bahan : 25 gr rimpang temulawak, 30 gr jahe merah
Cara membuat : Rebus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
15. Gangguan Lever
Bahan : 25 gr rimpang temulawak, 30 gr daun serut / mirten
Cara membuat : Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum selagi hangat
Bahan : 25 gr rimpang temulawak, 30 gr daun serut / mirten
Cara membuat : Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum selagi hangat
16. Mengobati Batuk dan radang saluran nafas
Bahan : 25 gr rimpang temulawak di parut
Cara membuat : Tambahkan air matang secukupnya, kemudian disaring,
tambahkan madu, tambah perasan 1 buah jeruk nipis
Cara menggunakan : diminum
Bahan : 25 gr rimpang temulawak di parut
Cara membuat : Tambahkan air matang secukupnya, kemudian disaring,
tambahkan madu, tambah perasan 1 buah jeruk nipis
Cara menggunakan : diminum
17. Radang Kandung empedu
Bahan : 30 gr rimpang temulawak di iris-iris
Cara membuat : Rebus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
Bahan : 30 gr rimpang temulawak di iris-iris
Cara membuat : Rebus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
18 Mengatasi batu empedu
Bahan : 25 gr rimpang temulawak, 30 gr menira dan gula aren secukupnya
Cara membuat : Rebus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
Bahan : 25 gr rimpang temulawak, 30 gr menira dan gula aren secukupnya
Cara membuat : Rebus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
19. Menurunkan kadar Kolesterol tinggi
Bahan : 20 gr rimpang temulawak kering di tumbuk halus
Cara membuat : seduh dengan air panas secukupnya
Cara menggunakan : diminum selagi hangat
Bahan : 20 gr rimpang temulawak kering di tumbuk halus
Cara membuat : seduh dengan air panas secukupnya
Cara menggunakan : diminum selagi hangat
20. Radang Lambung
Bahan : 30 gr rimpang temulawak dipotong kecil-kecil
Cara membuat : Rebus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
Bahan : 30 gr rimpang temulawak dipotong kecil-kecil
Cara membuat : Rebus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian disaring
Cara menggunakan : diminum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar