Mengenal Tanaman Obat Keluarga
Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari
tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang
tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat ,
khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pemanfaatan Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di
permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari sejak
itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk
memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan
obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan
menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut,
masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam
khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan
upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
- Demam panas
- Batuk
- Sakit perut
- Gatal-gatal
Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus
dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
- Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
- Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
- Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
- Jenis tanaman yang hampir punah
- Jenis tanaman yang masih liar
- Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
Fungsi Toga
Salah satu fungsi Toga adalah
sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya
kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
- Upaya preventif (pencegahan)
- Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
- Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
Sarana untuk memperbaiki status
gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman
penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya
dan lain-lain.
Sarana untuk pelestarian alam.
Apabila
pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama
tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
Untuk
menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat
dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk
pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan
lain-lain.
Sarana untuk pemertaan pendapatan.
Toga
disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi
keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga
tersebut.
Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila di
tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi
orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan
diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang
ditanam di pekarangan rumah.
PETUNJUK PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
Dalam menggunakan tumbuhan obat,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga hasil pengobatan yang
maksima. Bacalah dengan seksama semua petunjuk seputar timbuhan obat di
bawah ini.
A. WAKTU PENGUMPULAN
Guna mendapatkan bahan yang
terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan
atau pemetikan bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum.
Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
Buah dipetik dalam keadaan masak.
Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan obat yang sudah
dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir.
Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian yang
bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan
bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh cendawan atau
bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples
atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila
ingin dibuat serbuk.
Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
Pengeringan
bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti
kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
Pengeringan
bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh
atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.
SIFAT DAN CITA RASA
Didalam Traditional Chinese
Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cira rasa tumbuhan obat,
yang merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun
keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan
sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk
pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan
kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat
dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti
demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi
cepat.
Lima macam cita rasa dari
tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini
digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ
tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa
pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat
tonik dan menyejukan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan pengelat.
Rasa pahit dapat mengilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin
melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan
cita rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai
peluruh kencing.
CARA MEREBUS RAMUAN OBAT
Perebusan umumnya dilakukan
dalam pot tanah, pot keramik, atau panic email,. Pot keramik dapat
dibeli di took obat tradisional Tionghoa. Panic dari besi, alumunium
atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal ini
diingatkan karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan, konsentrasi
larutan obat yang rendah, terbentuknya racun atau menimbulkan efek
samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.
Gunakan air yang bersih untuk
merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara
merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke dalam pot tanah.
Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air sekitar
30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap kedalam bahan
ramuan obat.
Lakukan perebusan dengan api
sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya
perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya mendidih. Selanjutnya
api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau terlalu cepat
kering. Meski demikian, adakalanya api besar dan api kecil digunakan
sendiri-sendiri sewaktu merebus baha obat. Sebagai contoh, obat yang
berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil sehingga zat
berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan.
Demikian pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan
api yang kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk
mengurangi kadar racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan
obat yang dimaksudkan agar pendidihan menjadi cepat dan penguapan
berlebih dari zat yang merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
WAKTU MINUM OBAT
Bila tidak terdapat petunjuk
pemakaian, biasanya obat diminum sebelum makan kecuali obat tersebut
merangsang lambung maka diminum setelah makan. Obat berkhasiat tonik
diminum sewaktu perut kosong, dan obat berkhasiat sedative diminum
sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis diminum sesuai jadwal secara
teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin sesuai kebutuhan
atau diminum sebagai pengganti teh.
CARA MINUM OBAT
Obat biasanya diminum satu dosis
sehari yang dibagi untuk 2-3 kali minum. Umumnya diminum selagi hangat,
terutama untuk pengobatan sindroma luar. Setelah minum obat, pakailah
baju tebal atau tidur berselimut supaya tubuh tetap hangat dan mudah
mengeluarkan keringat.
Untuk pengobatan sindroma panas,
obat diminum dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma
dingin obat diminum dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik,
diminum sedikit demi sedikit tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara
bertahap sehingga efek pengobatan tercapai.
LAMA PENGOBATAN
Tumbuhan obat yang masih berupa
simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat, namun sifatnya konstruktif
atau membangun. Hal ini berbeda dengan obat kimiawi yang hasil
pengobatannya terlihat cepat namun destruktif. Oleh karena itu, obat
yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan penggunaannya untuk
penyakit-penyakit infeksi akut. Tumbuhan obat lebih diutamakan untuk
memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis yang tidak dapat
disembuhkan dengan obat kimiawi, atau memerlukan kombinasi antara obat
kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar